Sunan Giri

sunan-giri

Sunan giri merupakan Kisah Seorang Walisongo yang sangat panjang perjalanan hidupnya yang sangat sulit dan rumit, dalam beberapa versi cerita mulai dari Masa kandungan sampai di lahirkan, mulai di benci sampai di hanyutkan ke samudra (laut bali) ketika beliau masih bayi, Beliau Adalah Joko Samudro atau Raden ‘Ainul Yakin atau Sultan Abdul Faqih atau Prabu Satmata atau Raden paku yang lebih dikenal dengan Nama SUNAN GIRI.

Biografi Sunan Gersik

Banyak Sekali Versi Cerita Tentang Kisah Sunan giri, Mulai dari Biografi, Asal Muasal, Kelahiran dan Jalur NasabNya, Tetapi Itu Semua adalah sebagian Kecil kisah beliau yang bisa kita ambil hikmah dan pelajaran sejarahnya, Dalam Kehidupan seorang wali banyak hal yang tidak diketahui oleh mata orang umum, begitu juga dengan perjalanan hidupnya, Para wali itu kekasih allah SWT dan dengan izin allah jualah beliau beliau dapat mempunyai Karomah, Kesaktian, Ilmu Hikmah, dan ilmu ilmu yang lain.

Seperti kisah Sunan Kali jaga ketiga memasuki Gunung ES di Kutub Utara untuk mengejar Syech Siti jenar, Seperti Kisah Wali Wali yang lain yang dapat Belajar di tempat yang berbeda dalam satu Waktu, dan masih banyak lagi Kisah kisah para wali yang dapat kita pelajari, dan kali ini kita akan sedikit mengenal tentang perjalan, Perjuangan, Perguruan Seorang Wali Allah SWT yaitu Sunan Giri.

Sunan giri di lahirkan Oleh Dewi Sekardadu pada tahun 1442, Dewi Sekardadu merupakan Putri Raja Blambangan yaitu Menak Sembuyu pada masa akhir kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Ketika Syech Maulana Ishaq datang kenusantara untuk mensyiarkan agama Islam bersama dengan Saudaranya yaitu Sunan Ampel, Dalam beberapa kisah perjalanan Beliau, Maulana Ishaq tinggal Di Pulau Jawa sedangkan Saudaranya Sunan Ampel Pergi Ke Kerajaan Pasai, Setelah Sekian Lama lalu Beliau Kembali Lagi Ke Tanah Jawa.

Baca Juga:  Abu Bakar Ash-Shiddiq RA

Maulana ishaq Menikah Dengan Putri Raja Blambangan yaitu Dewi Sekardadu, dalam dalam Pernikahan ini beliau dikaruniai putra yaitu Raden ‘Ainul Yakin, Tetapi Pernikahan ini tidak mendapatkan Perjalanan Baik karena Raja blambangan Kurang Suka dengan Maulan Ishaq, Akhirnya Ketika Raden ‘Ainul Yakin Lahir, Prabu Menak Sembuyu menganggap Bahwa Kelahirannya itu sebagai Pembawa bencana atau kutukan berbarengan dengan Wilayah itu sedang Di landa wabah Penyakit.

Akhirnya Sang Prabu memerintahkan untuk membuang bayi itu, Dengan Berat hati sang ibu (Dewi Sekardadu) Menghayutkan Putra yang baru saja ia lahirkan itu ke laut yang saat ini di kenal dengan Selat Bali.

Dalam Versi lain, bahwa Yang Menghanyutkan Bayi Pewaris tahta itu adalah Patih dari Blambangan yang tidak senang dengan pernikahan Dewi sekardadu dan Maulana Ishaq, akhirnya dengan Tipu dayanya mereka membuang Bayi yang di masukkan kekotak itu kelaut.

Setelah di tengah laut, Bayi yang dalam Kotak itu ditemukan oleh Kapal pelaut yaitu Sabar dan Sobir lalu mereka membawa bayi itu ke Gersik untuk menemui Saudagar Perempuan pemilik kapal tersebut, Beliau Adalah Nyai Gede pinatih, Nyi Ageng Pinatih merupakan Saudagar kaya dan Terbesar di Pulau Jawa, Kemudian Mengadobsi Anak tersebut, Karena anak itu ditemukan di Samudra maka dia diberi nama Joko Samudro.

Tetapi menurut kisah babad tanah Jawa Yang mengadobsi Sunan Giri Kecil adalah Nyai Semboja, Mungkin Kita semua bertanya dalam Hati, Apakah Nyai Agen Pinatih dan Nyai Semboja adalah Orang Yang sama? Jawabnya Wallahu A’lam.

Pendidikan dan Keilmuan Sunan Giri

Setelah Belau Cukup umur, Nyai Agen Pinatih membawa Joko Samudro ke Padepokan sunan ampel atau Ampeldenta dan menemui Sunan Ampel untuk Menimba Ilmu agama Islam Disana, Dimana tempat itu juga adalah tempat yang sama tempat Sunan Bonang dan Raden Patah Belajar Menimba Ilmu Agama Islam. Tidak Terlalu lama Sunan Gersik Sudah Mengetahui siapa Sebenarnya Joko Samudro, Dan Akhirnya Beliau Di berinama Raden Paku.

Baca Juga:  Kisah Bilal Bin Rabah

Tak selang berapa Lama belajar di Ampel, Kurang lebih tiga tahun berlalu, Kanjeng Syech Sunan Ampel Mengirim Muridnya ke Pasai untuk memperdalam ilmu ajaran Islam di pasai Menemui Maulana Ishaq yang ternyata adalah ayah kandung dari Raden Paku itu sendiri. dan akhirnya maulana Ishaq mecerita kesemua kisah asal muasalnya dan alasan kenapa dia dibuang ketika bayi.

Disinilah Raden paku dan Reden Mahdum Ibrahim berbagai macam ilmu Keislaman, bahkan Maulana Ishaq Mengajarkan Ilmu Tasyawuf kepada meraka berdua, Menurut Kyai Temenggung Puspanegara, Syech maulana Ishaq dan Raden paku merupakan Guru Tarekat Syathariah. Waullahu ‘alam

Kemudian Setelah Selesai Menimba Ilmu Di Kerajaan Pasai Raden Paku dan Raden Mahdum Ibrahim kembali Kejawa, Singkat Cerita Raden Paku Mendirikan Sebuah Pesantren Giri di Desa Sidomukti, Giri Artinya Gunung (Dalam bahasa Jawa) Mulai dari Adanya Pesantren Giri inilah, Masyarakat mengenal Raden Paku Dengan Nama Sunan Giri.

Sejarah Singkat Giri Kedaton

Berkat rahmat dan pertolongan allah SWT, Tidak menunggu begitu lama pesantren Giri Terkenal sebagai Pusat penyebaran Islam Terbesar Di Jawa bahkan menurut beberapa kisah sejarah pengaruh dari Sunan Giri sampai ke Madura, Sulawasi, Kalimantan, maluku dan Lombok dan Berkembang Sangat Pesat dan Akhirnya Bisa menjadi Sebuah Kerajaan Kecil yang kemudian dikenal dengan Giri Kedaton.

Dan pengaruh Pesantren Giri atau Pengaruh Sunan Giri Menyebar Luas dan Kerajaan Giri juga sampai Menguasi wilayah Gersik dan sekitarnya. Dari Giri Kedaton inilah Sunan Giri Mendapatkan Gelar Sebagai Prabu Satmata.

Di Giri Kedaton, Selain tempat penyebaran islam terbesar di pulau jawa, Giri kedaton juga sebagai pusat otoritas keagamaan dan politik islam yang kala itu di pimpin oleh Pangeran Singasari. Giri kedaton bertahan cukup lama sampai beberapa gerasi dan sampai suatu ketika ditaklukkan oleh Sesultanan Mataram pada tahun 1636 Masehi.

Baca Juga:  Ali Bin Abi Thalib RA

Pada kala itu Kedatu’an Giri dipimpin oleh Sunan Kawis Guwa yang menolak untuk Tunduk pada Kesultanan mataram yang kala itu di pimpin Oleh Sultan Agung yang menunjuk Pangeran Pekik (saudara Ipar Sultan Agung) yang merupakan Keturunan Langsung dari sunan Ampel dan akhirnya Giri Kedaton di taklukkan oleh Kesultanan Mataram.

Sunan Kawis Guwa Masih tetap menjadi Pemimpin di Giri dengan syarat mereka harus tunduk dengan kesultanan Mataram.

Makam Sunan Giri

Kanjeng Syech Sunan Giri Wafat tahun 1506 dan dimakamkan di komplek pemakan yang dulunya adalah Giri Kedaton

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *