Kisahsejarah.id, Banyak kisah-kisah Nusantara dan dongeng ataupun cerita rakyat yang bisa di jadikan pembelajaran dan dapat di jadikan suri tauladan yang bisa di ambil di antaranya yaitu Si Lancang anak durhaka.
Daerah Kampar Riau
Di suatu desa yang terpencil yang bernama Kampar hiduplah seorang wanita janda yang hisup sederhana dengan seorang putranya yang bernama si Lancang. Kehidupan mereka sangatlah sederhana dan hidup dalam serba kekurangan.
Dan hak ini membuat si lancang berfikir untuk memperbaiki kehidupanya. Dalam keadaan yang serba kekurangan membuat si lancang untuk memutuskan merantau ke negri orang dengan semangat dan tekad yang kuat untuk berhasilah si lancang merantau.
Kemudian setelah si lancang berdiskusi dengan sang ibu si lancang pun pergi ke negri orang. Si lancang dengan semangat dan tekad yang kuat membuat dia bekerja keras dan bertahin-tahun lamanya. Dan akhirnya apa yang dia perjuangkan tidak ada yang sia-sia dan dia mendapatkan apa yang dia inginkan.
Kesuksesaan yang di inginkan telah menjadi kenyatan yang selama ini dia inginkan. Segala perjuangnya tidak ada yang sia-sia dia menjadi orang yang sukses, menjadi orang yang kaya yang memiliki banyak kapal bahkan berpuluh-puluh kapal dagang. Si Lancang anak durhaka
Akan tetapi kesuksesannya membuat dia lupa akan ibunya, yang sebenernya ibunya hidup miskin dan hidup menderita. Dengan kerinduan seorang ibu rasakan kepada anaknya.
Hingga pada suatu hari si lancang bersinggah ke kampungnya yaitu Kampar. Hal ini terdengar oleh sang ibu bahwa si lancang bersinggah ke kampungnya kempar dengan senang hari dan perasan bangga dengan harapan bahwa si lancang akan mengunjungi dirinya karena rindu kepadanya.
Kemudian sang ibupun menemui si lancang dengan ketujuh istrinya dan menaiki kapal mewahnya dengan harapan bahwa si lancang juga merindukanya.
Akan tetapi apa yang di harapkan sang ibu ternyata tak sama dengan kenyataannya. Si lancang merasa malu ketika mengetahui bahwa ibu tua itu adalah ibunya dengan pakaian compang-camping.
“Annakku…..Kamu anakku si lancang, nak ibu rindu… nak engkau si lancang anakku…benarkah ini engkau..” Ucap sang ibu, dengan rasa haru dan rindu.
Akan tetapi mendengar hal itu si lancang justru marah dan menolak kebenaran yang ibunya sampaikan ” Apa! mana mungkin saya punya ibu miskin sepertimu”. Dengan Marah si lancang menyuruh pengawalnya untuk mengusirnya.
Dengan rasa sakit yang teramat sakit dan membuat hatinya hancur berkeping-keping karena pengakuan anaknya yang tidak mengakui dirinya. Dengan luka hati yang dalam sang ibu pergi dan pulang kembali kerumah.
Karena begitu rasa sakirt yang teramat dalam membuat sang ibu kehilangan rasa kasih sayangnya dan akal sehatnya karena perilakuan si lancang kepada ibunya yang telah merawat dan melahirkanya.
Kemudian sang ibu mengambil lesung penumbuk padi yang di milikinya. Karena kekecewaan yang mendalam membuat sang ibu berdoa ” Ya tuhankku….anakku si lancang telah durhaka kepadaku… hukumlah dia” dengan rasa kecewa.
Setelah sang ibu berdoa tidak lama kemudian doanya di kabulkan. Tiba-tiba datanglah badai topan yang besar sehingga membuat kapal-kapal yang di miliki si lancang lenyap bahkan harta benda yang lainya ikut lenyap dalam seketika karena doa seorang ibu.