DR. Drs. H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta,yang merupakan salah satu pejuang Negara Indonesia. Pada kesempatan kali ini akan mengulas tentang Mengenal Tokoh Nasional Indonesia : Mohammad Hatta.
Daftar Isi
Biografi
Nama lahir Mohammad Hatta yaitu Muhammad Athar. Yang di lahirkan oleh seorang ibu yang bernama Siti Saleha, dan dari seorang ayah yang bernam Muhammad Djamil. Pada tanggal 12 Agustus 1902 di daerah Bukit Tinggi. Mohammad Hatta beragama Islam.
Mohammad Hatta menikah pada 18 November 1945 dengan seorang wanita yang bernama Rahmi, dan kemudian mempunyai anak yang bernama Meutia Farida Hatta, Gemala Rabi’ah Hatta, dan Halida Nuriah Hatta.
Awal Mula Pergerakan
Mohammad Hatta adalah anak laki satu-satunya dari enam saudara perempuan. Mohammad Hatta sudah tertarik pada pergerakan sejak duduk di MULO(Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) . Pada awal pendidikanya di ELS(Europeesche Lagere School).
Banyak perkumpulan seperti Jong Java,Jong Sumatra Bond,Jong Minahasa pada tahun 1916. Jong Sumatra Bond Mohammad Hatta masuk.
Mohammad Hatta menjadi bendahara di Jong Sumatranen Bond, dengan begitu ia menyadari arti keuangan bagi perkumpulan tersebut. Dengan anggotanya yang mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplan yang dapat membuat hidupnya perkembangan tersebut.
Karena keuangan yang baik dari iuran maupun dari sumbangan luar tidak cukup membuat kehidupan di dalamnya. Dengan begitu Mohammad Hatta memiliki ciri khas dari sifat-sifatnya yaitu disiplin dan tanggung jawab.
Belajar ke Belanda
Mohammad Hatta mendaftar sebagai anggota Indische Verenging. Pada saat ia belajat di Handels Hoga School di negara Belanda pada tahun 1921. Setelah itu perkempulan itu berubah menjadi Indonesische Vereninging. Dan berubah lagi menjadi Perhimpunan Indonesia(PI) yang merupakan perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda.
Pada tahun 1923 Mohammad Hatta lulus dalam ujian Handels Economic(ekonomi perdagangan). Pada tahun 1924 majalah berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Hatta menciptakn Hindia Poetra agar dapat mengumpulkan para anggota.
Di akhir tahun 1925 mempunyai keinginan untuk menempuh ujian Doctrol di bidang ilmu ekonomi. Karena Mohammad Hatta non-aktif dalam PI pada tahun 1924.
Karena minatnya yang besar di bidang politik Hatta pun memasuki jurusan baru yaitu hukum negara dan hukum administrasi. Di tahun 1926 Hatta menyampaikan pidatonya tentang” Economische Wereldbouw En Machtstegenstellingen” yaitu tentang Struktur Persekonomian Dunia dan masalah Kebijakan.
Perhimpunan Indonesia
Pada tahun 1926 sampai 1930, Mohammad Hatta secara berturut-turut di pilih menjadi Ketua PI. Yang awalnya hanya perkumpulan mahasiswa biasa setalah PI berkembang kini bisa menjadi organisasi politik yang mempengaruhi politik rakyat Indonesia.
PI melakakukan propraganda yang aktif di luar negri Belanda. Bahkan di setiap kongres internasianal di Eropa di masukinya dan mereka menerima perkumpulan ini. Dan Hatta sendiri yang memimpin delegasi tersebut, sampai akhirnya di akui oleh Pemufakat Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPI).
Mohammad Hatta Di Penjara
Selama lima setengah bulan bersama dengan Abdul Madjid Djojoadningrat, Hatta, Nazir St, Pamontjak, dan Ali Sastroamidjo. Mahkaman pengadilan di Deng Haag membebaskan ke empatnya dari segala tuduhan yang menyebabkan mereka di penjara hal itu di lakukan pada tanggal 22 Maret 1928.
Hatta mengememukakan pidato pembelaan yang mengagumkan, yang kemudian di terbitkan sebagai brouser dengan nama “Indonesia Vrij” yang artinya Indonesia Merdeka dalam arti bahsa Indonesia yang di lakukan dalam bidang sejarahnya.
Hatta selesai studinya di pertengahan tahun 1932. Dan tahun 1930-1931 menulis karanganya untuk majalah Daulat Ra’jat.
Kembali ke Indonesia
Setelah menyelesaikan studinya di Negara Belanda, satu bulan kemudian sampai di Jakarta pada bulan Juli 1932. Kesibukan Hatta yaitu menulis berbagai artikel politik dan ekonomi untuk Daulat Ra’jat, pada tahun 1932 dan 1933 akhir.
Prinsip yang non-kooperasi yang selalu di tanamkan kepada kader-kadernya. Dalam berbagai kegiatan politik, yang utama pendidikan kader-kader politiknya pada partai Pendidikan Nasional Indonesia.
Pada tulisannya di Daulat Ra’jat dengan judul “Soekarno Ditahan” (10 Agustus 1933) , “Tragedi Soekarno” (30 Nopember 1933), dan “Sikap Pemimpin” (10 Desember 1933).
Terlihat reaksi Hatta yang keras terhadap sikap Soekarno tehadap hubungan dengan penahanya oleh Pemerintahan kolonial Belanda, yang berakhir dengan pembuangnya Soekarno ke Ende, Flores.
Di Penjara oleh Belanda
Para partai Pendidikan Nasional Indonesia di tahan dan kemudian di buang ke Boven Digoel. Setelah Soekarno di buang ke Ende untuk mengalihkan perhatiannya, yang terjadi pada bulan Febuari 1934.
Seluruhnya ada tujuh orang yaitu: Maskun Sumadiredja, Burhanuddin, Soeka, dan Murwoto,Mohammad Hatta, Bondan, dan Sutan Sjahrir.
Hatta menulis buku dengan judul bukunya yang berjudul “Krisis Ekonomi dan Kapitalisme” pada saat di penjara di Glodok. Setelah mereka di penjara selama hampir setahun di penjara di Glodok dan Cipinang sebelum ke Digoel.
Di Buang Ke Boven Digoel, Papua
Kepala pemerintahan Kapten Van Langen, memberikan dua pilahan: bekerja untuk pmerintahan klonial dengan upah 40 sen sehari, dengan harapan akan di kirim pulang ke daerah asalnya, atau menjadi buangan dengan menerima makan bahan makanan natural dan tak mempunyai harapan dapat pulang.
Hal ini terjadi ketika Hatta dan kawan-kawan tiba di Tanah Merah, Boven Diogel(Papua) pada bukan Januari 1945. “Bila dia mau bekerja untuk pemerintahan kolonial waktu dia masih di jakarta, pasti menjadi orang besar dengan gaji besar.
Rumahnya di Digoel di penuhi oleh buku-bukunya yang di bawa sebanyak 16 peti dari Jakarta. Dalam masa pembuangan Hatta menulis artikel. Hidup di Tanah Merah Bung Hatta dengan honorariumnya dan dapat pula membantu teman- temannya.
Hatta memberikan pelajaran kepada teman-temannya mengenai ilmu ekonomi, sejarah, dan filsafat. Pada bulan Januari 1936 keduanya berangkat ke Bandaneira.
Disana mereka bertemu dengan Dr.Tjipto Mangunkusumo dan Mr.Iwa Kusumasumantri. Disana mereka bebas bergaul dengan penduduk setempat dan dapat memberikan pengajaran di bidang sejarah,tata buku, politik, dan lain-lain kepada anak-anak.
Kembali Ke Jakarta
Pada tanggal 22 Maret 1942 Hatta dan Sjahrir di bawa ke Jakarta, Pada saat itu Pemerintahan Belanda menyerah kepada Jepang. Sebelum sampai ke Jakarta pada tanggal 3 Pebuari 1942 mereka di bawa ke SukaBumi. Dan pada tanggal 9 Maret 1942 pemerintah Belanda menyerahkan kepada Jepang.
Hatta di minta agar menjadi penasehat oleh Jepang. Dan Hatta bertanya apakah Jepang akan menjajajh Indonesia? Karena Hatta menyatakan cita-cita bangsa Indonesia untuk merdeka.
Mayor Jendral Harada menjawab bahwa Jepang tidak akan menjajah Belanda. Pengertian menjajah berberda pemahamanya menurut jepang dan menurut Hatta sendiri.
Pada bulan September 1944 Hatta agar jepang memberikan pengakuan tersebut, untuk menjadi senjata terhadap sekutu kelak. Bila Jepang itu mau mengakui, apakah sekutu yang demokratis tidak akan mau.
Pada Pidatonya di lapangan Ikada(sekarangan lapangan Merdeka) pada tanggal 8 Desember 1942 “Indonesia terlepas dari penjajahan Belanda” yang mengemparkan banyak kalangan.
Proklamasi
Panitian persiapan kemerdekaaan Indonesia dengan Soekarno sebagai ketua dan Mohammad hatta sebagai Wakil Ketua, dengan sembilan dari pulau Jawa dan dua belas dari luar pulau jawa mempersiapkan kemerdekaan pada awal Agustus 1945.
Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempersiakkan proklamasi dalam rapat di rumah Admiral Meada 16 Agustus 1954 yang berakhir pada pukul 03.00 pagi ke esokan harinya(Jl Imam bonjol,yang terkenal sekarang).
Yang menyususun teks proklamasi yaitu Soekarno, Hatta, Sayuti Malik, Soekarni dan Soebarjo. Hatta menyusum teks proklamasi yang ringkas, dan Soekarno yang menulis kata-kata yang di deteknya. Kemudian mereka membawa ke ruang tengah, di tempat anggota lainnya menanti.
Dengan usul dari Soekarni memberi usul agar Soekarno dan Mohammad Hatta menandatangani naskah proklamasi, dan semua yang hadir menyambut dan bertepuk tangan.
Pada tanggl 17 Agustus 1945 trpat pada jam 10.00 pagi di jalan Penggangsaan Timur 56 Jakarta. Kemerdekaan Indonesia yang di proklamasikan Soekarno dan Hatta.
Menjadi Perdana Menteri
Panglima besar Sudirman melanjutkan memimpin perjuangan besenjata.Belanda kembali melancarkan agrasi ke dua pada tanggal 19 Desember 1948. Presiden dan Wapres di tawan dan di asingkan di Bangka.
Pada tanggal 27 Desember tempatnya di Den Haag, Bung Hatta dalam Konfersi Meja Bundar untuk dapat menerima pengakuan kedaulatan Indonesia dari Ratu Juliana. Pada saat Negara Indonesia berdiri Bung Hatta juga menjadi Perdana Mentri. Bung Hatta kembali menjadi Wakil Presiden setelah RIA menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mohammad Hatta Wafat
Di Rumah sakit Dr Tjipto Mangunkusumo, Jakarta. Bung Hatta wafat yang merupakan Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden pertama Republik Indonesia, pada tanggal 14 Maret 1980. Mohammad Hatta wafat pada usian 77 tahun dan di kebumikan di TPU Tanah Kusir pada tanggal 15 Maret 1980.