Kisahsejarah.id, banyak yang belum kita ketahui tentang kisah sahabat nabi yang mulia yang banyak suri tauladan yang bisa kita terapkan. Maka pada kesempatan kali ini kami akan membahasa Kisah Sahabat Babi yang Mulia.
Meskipun Buta, Sahabat Nabi SAW Ini Begitu Istimewa
Seseorang yang di beri kemulian untuk dapat bertemu dengan nabi dan dan bertatap muka dengan Rasullah SAW, dan yang beriman kepadanya dan wafat dalam keadaan islam merupakan sahabat nabi.
Rosullulah SAW mengetahui potensi setiap sahabatnya itu berbeda beda. Dengan begitu Rosullulah memberikan tugas kepada sahabatnya berbeda beda sesuai dengan kemapuanya masing-masing. Kisah Sahabat Nabi Yang Mulia seperti ;
- Sahabat Umar ( Dengan perangai keras, tegas dan bengis maka Rasullulah memeberikan amanah untuk mengumpulkan zakat.
- Sahabat Ubay bin Ka’ab ( Di berikan amanah untuk penghulu qari)
- Sahabat Mu’adz ( Di berikan amanah untuk menjadi imam sholat dan hakim)
- Abu Bakar ( mendapatkan amanah untuk menjadi ahli menejemen dan administrasi).
- Hassan bin Tsabit ( Mendapatka amanah dari Rosullulah untuk menjadi pelantun syair di majelis-majelis sastra).
- Khalid bin Walid ( Mendapatkan amanah untuk memissahkan kepala di dalam medan perang).
- Ali bin Abi Thalib ( Mendapatkan amanah dari Rosullulah untuk menjadi hakim dan penangung jawab di tugas-tugas penting).
- Zubair ( Mendapatkan amanah untuk menjadi penolong).
- Ustman ( Mendapatkan amanah dari Rosullulah SAW untuk menjadi ahli sedekah).
- Abdurrahman bin Auf ( Mempunyai kepribadian yang memiliki jiwa berkorban yang tinggi).
Selain sahabat itu masih banyak sahabat Rosullulah SAW yang mempunyai keahlian yang luar biasa, salah satu sahabat Rosullulah yang mulia dan memiliki keistimewaan di antaranya yaitu Abdullah bin Ummi Maktum.
Abdullah bin Ummi Maktum meraeupakan sahabat Rosullullah yang istimewa dan mulia dengan ujian yang di dapatkan yaitu kebutaan yang di alaminya sejak kecil. Akan tetapi itu semua tidak membuat atau menghalanginya untuk berjihad bersama Rosullulah SAW untuk berjuang di jalan Allah SWT.
Bahkan karena Abdullah bin Ummi Maktum sahabat Rosullulah yang mulia belia juga yang menjadi penyebab Azbabun Nuzul surat Abasa ayat 1-16.
Pernah suatu ketika Abdullah bin Ummi Maktum mendatangi Rosullulah SAW ” Ya Rosul aku seorang fakir miskin dan buta, Apakah aku mendapatkan keringanan untuk meninggalkan sholat jammah di masjid Ya Rosullulah ? Tanya Abdullah bin Ummi Maktum.
Apakah kau mendengar suara adzan Abdullah bin Ummi Maktum ? tanya Rosullulah kepada Abdullah bin Ummi Maktum . Kemudian Abdullah bin Ummi Maktum menjawab ” Iya, saya mendengar”.
Rosullullah menjelaskan bahwa dia tidak mendapatkan keringanan karena dia masih mendengar azan walaupun ia buta.Setelah mendengar hal itu Abdullah bin Ummi Maktum selalu datang ke masjid buat sholat jamaah siang maupun malam dan panas maupun siang.
Selain itu Abdullah bin Ummi Maktum mendapatkan amanah untuk menjadi muadzin di waktu subuh oleh Rosullulah SAW. Yang merupakan bentuk kecintaan nya Rosullulah kepada Abdullah bin Ummi Maktum.
Abdullah ketika mendengar perintah untuk berjihad dia tidak hanya diam. Akan Tetapi Abdullah juga memiliki semangat yang tinggi dan luar biasa untuk bisa ikut berjuang bersama Rosullulah SAW.
Sehingga Abdullah bin Ummi Maktum berangkat perang dan memegang bendera pada perang Al-Qaeisiyyah. Pada peperangan hari ketiga mereka berahsil menghancurkan pasukan negara Majusi.
Akan tetapi kemenangan ini juga tidak terlepas dari perjuangan para sahabat dan pasukan yang gugur, Bahkan sahabat nabi Abdullah bin Ummi Maktum juga menjadi korban dari perang itu. Abdullah bin Ummi Maktum gugur di dalam medan perang dengan memeluk bendera yang dia jaga.
Kisah Julaibib, Sahabat Nabi yang Jadi Rebutan Bidadari
Ada kisah tentang sahabat nabi yang begitu mulia pada saat berjihad bersama Rosullulah SAW dalam memperjuangkan agama islam beliau yaitu Julaibib radhiallahu ‘anhu (RA). Beliau mempunyai fisik yang ciri-cirinya pendek dan kerdil.
Bahkan karena dengan keadaan fisiknya yang kerdil dan pendek beliau mendaptkan nama panggilan yaitu Julaibib. Beliau terlahir tanpa mengetahui siapa ayah dan ibunya. Selain itu Julaib tidak mengetahui siapa nasabnya, keturunan siapa dan lain sebagainya.
Julaib dalam kesehariannya berpakaian kusam dengan begitu membuat beliau terlihat sangar, pendek, hitam, bungkuk bahkan fakir hal ini yang membuat orang tak ingin mendekat dengannya. Bahkan beliau tidak beralas sehingga membuat kaki beliau pecah-pecah.
Beliau tidak memiliki rumah apalagi peralatan rumah, hanya menggunkana tanganya untuk di jadikan bantal, dan pasir dan krikil lah yang di jadikan tempat dia tidur. Bahkan Julaibib hanya meminum air kolam yang di ambil dengan mengunakan tangannya.
Akana tetapi dengan kehendaknya Allah menurunkan rahmat-Nya. Sehingga Julaibib mendapatkan hidayah dengan menjadikan dia dalam barisan terdepan di dalam jihad dan sholat bersama Rosullullah SAW.
Walaupun begitu tidak banyak orang yang mengangap hal ini tapi tidak dengan Rosullulah SAW. Pada suatu ketika Julaibib tinggal di shuffah masjid Nabawi. Kemudian Rosullulah menegur Julaibib dengan lembut ” Julaibin….. Tidakkah engkau ingin menikah?”. Tanya Rosullulah.
Dengan rasa malu-malu dan sambil tersenyum beliau menjawab ” Ya Rosullulah, siapakah orangnya yang akan menikahkan putrinya dengan ku ini? jawab Julaibib. Dengan senyuman Rosullulah menjawab.
Keesokan harinya hal yang samapun Rosullulah SAW tanyakan, dan Julabib menjawab dengan jawaban yang sama sampai tiga kali hal ini di lakukan. Akan tetapi dalam jawaban ketiga ini Rosullulah berbeda, Rosullulah memegang tanganya dan kemudian Julaibib membanya ke suatu tempat.
Rosullulah mengajak Julaibib pergi ke suatu rumah. Dan tuan rumah pun begitu semangat dan senang ketika dia mengetahui yang datang ialah Rosullulah SAW ( tuan rumah mengira yang akan menjadi menantunya adalah Rosullulah SAW).
Rosullulah menyampaikan bahwa yang akan melamar putrinya ialah bukan ia tapi Julaibib. Mendengar hal itu sang ayah dari putri itu merasa kaget dengan hal itu (bahkan hampir sampai tersedak mendengar hal itu) kemudian sang ayah tidak dapat memberikan keputusannya saat itu juga sehingga memutuskan untuk mendiskusikan hal ini kepada istrinya dan putrinya.
Sang ibu dari putri itu kaget ” Bagaimana bisa aku nikahkan putriku dengan Julaibib? Julaibib yang dengan wajah lusuh, tidak jelas nasabnya. tidak mempunyai pangkat dan tahta”. Ujar sang ibu. Perdebatan mereka tidak berlangdung lama.
Kemudian sang putri keluar dari balik tirai dan berkata ” Ayah, ibu apakah kau yakin kau hendak menolak permintaan Rosullulah? Demi Allah, kirim aku kepadanya hal itu di sampaikan putrinya. Ketika Rosullulah telah memerintahkan sesuatu hal tidak mungkin keburukan akan terjadi pasti hal itu semua terbaik.
Kenudian melihat ketulusan sang gadis Rosullulah mendoakan gadis itu ” Ya allah, limpahkan kebaikan dan keberkahan untuknya. Jangan biarkan kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah. Hal ini yang Rosullulah doakan.
Kemudian merekapun menikah akan tetapi pernikahan mereka tidak bertahan lama. Karena Julaibib tidak di takdirkan bersama di dunia terlalu lama. Karena Julaibib di rindukan oleh bidadari surga. Walaupun sang istri merupakan istri yang sholihah dan bertaqwa namun bidadari surga telah menunggunya.
Julaibib gugur di saat berjihad di medan perang. Pada saat usai perang Rosullulah mencari Julaibib dan bertanya kepada pasukanya ” Apakah kalian merasa telah kehilangan seseorang?. Tanya Rosullulah. Pasukan menoleh ke sekeliling dan kemudian menjawab” Tidak Ya Rosullulah SAW”
Hal itu di tanyakan kembali, akan tetapi pasukan menjawab dengan hal yang sama. Dan kemudian Rosullulah menjawab “aku kehilangan Julaibib”. Kemudian merekapun baru mengetahui bahwa Julaibib tidak bersamanya. Kemudian mereka mencari Julaibib.
Tidak lama kemudian setalah mencari mereka menemukan Jasad Julaibib dengan luka-luka yang ada di sekujur tubuhnya dan wajahnya. Dan di sekitar jasad beliau, terdapat jasad musuh yang terdapat tujuh orang yang telah Julaibib bunuh.
Dan kemudian Rosullulah Saw mengkafani dan menyolatkan Julaibib dan berdoa” Ya ALLAH, AKU ADALAH BAGIAN DARINYA, DAN DIA ADALAH BAGIAN DARIKU” doa Rosulluah..