Kisahsejarah.id, Gajah Mada merupakan seorang panglima perang dan juga seorang tokoh yang mempunyai peran sangat penting pada masa Kerajaan Majapahit. Maka pada kesempataan kali ini penulis akan membahas tentang Kisah Gajah Mada. Semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan untuk para pembaca.
Daftar Isi
Lahirnya Gajah Mada
Gajah Mada merupakan salah satu patih yang kemudian menjadi Mahapatih Majapahit yang telah mmembuat Kerajaan Majapahit pada puncak kejayaanya.Pada saat raja terakhir Singhasari gugur bersama patihnya akibat dari serangan tentara Jayakatwang dari Kediri.
Dalam hal ini mempunyai alasan tersendiri mengapa memilih untuk membangun Caitya untuk kertanegara.
Dalam hal ini menurut Agus, berdasarkan data prassti juga karya sastra dan juga berdasarkan peninggalan arkeologis mempunyai dua alasan yaitu;
- Gajah Mada mencari agar mendapatkan Legitimasi untuk dapat membuktikan sumpah pemuda.
- Di dalam masa Jawa Kuno sebuah Caitya pen-dharma tokoh di bangun langsung oleh keturunan tokoh tersebut.
Gajah Mada mempunyai seorang ayah yang bernama Gajah Pagon (membersamai Raden Wijaya dalam perang melawan Jayakatwang dari kediri). Ayah Gajah Mada merupakan seorang yang luar biasa. Pada saat Gajah Pagon yang telah selamat, kemudian menikahi seorang putri Pandakan yang akhirnya di dalam pernikahanya mempunyai anak yang bernama Gajah Mada yang mengabdikan dirinya pada Majapahit.
Awal karier
Awal mula karier dari Gajah Mada tidak ada sumber sejarah yang menyatakan tentang awal mula kehidupanya. Hanya saja Gajah Mada karirnya mulai menaik ketika menjadi pasukan Bhayangkara pada masa Prabu Jayanegara pada tahun 1309-1328.
Pada saat Gajah Mada menjadi pasukan Bhayangkara dapat menyelamatkan Prabu Jayanegara ke desa Badander dan juga dapat memadamkan pemberontakan Ra Kuti.Dalam hal ini Prabu Jayanegara mengangkat Gajah Mada menjadi Patih Kahuripan pada tahun 1319 sebagai balas jasa karna apa yg telah di lakukannya.
Kemudian dalam pengabdianya setelah 2 tahun, Gajah Mada di angkat menjadi Patih di Daha/Kediri yang menggantikan Arya Tadah. Tidak hanya itu Gajah Mada juga di kenal sebagai seorang yang tegas, berbicara dengan tajam, jujur dan juga tulus serta berpikir secara sehat.
Pada saat Arya Tadah mengajukan pengunduran diri dari jabatanya kepada Ibusuir Gayatri. Arya Tadah yang merupakan seorang Mahapatih Amangkubhumi yang menunjuk Gajah Mada untuk menggantikanya dari Daha/Kediri. Namun dalam hal ini Gajah Mada tidak langsung menyetujui hal itu, Gajah Mada tetap ingin memberikan jasa terlebih dahulu dengan cara dapat menaklukan Keta dan juga Sadeng yang pada saat itu masih dalam pemberontakan.
Setelah Gajah Mada dapat menaklukan Keta dan juga Sedang maka barulah Gajah Mada di angkat menjadi Mahapatih Amangkubhumi pada tahun 1334, untuk menggantikan Arya Tadah yang pada saat utu sudah mulai sepuh dan juga sakit-sakitan.
Sumpah Palapa
Pada saat Gajah Mada di angkat sebagai Mahapatih Amangkubhumi pada tahun 1258 Saka /1334M. Gajah Mada juga mengucapkan sumpah yang di sebut juga Sumpah Palapa yang menyatakan bahwa beliau tidak akan menikmati palapa atau juga rempah-rempah sebelum beliau dapat berhasil menaklukan Nusantara. Hal ini juga telah tercatat di dalam kitap Pararaton yang ada di dalam texs Jawa pertengahan.
Bahkan para petinggi kerajaan memandang negatif dalam hal ini, di antaranya yaitu;
- Ra Kembar
- Ra Banyak
- Jabung Tarewes
- Lembu Peteng
Invasi++
Pada masa itu banyak yang memandang negatif tentang sumpah Gajah Mada namun beliau hampir saja berhasil dapat menaklukan Nusantara. Yang dalam hal ini beliau di bantu oleh Laksamana Nala. Yang kemudian berkampanye tentang pasukan laut ke daerah Swarnnabhumi pada tahun 1339, kemudian pulau Bintan, Tumasik, Semenajung Malaya.
Pada tahun 1343 bersama dengan Arya Damar dapat menaklukan Bedahulu kemudian Lombok dan juga beberapa negri yang ada di Kalimantan, seperti:
- Kapuas
- Katingan
- Sampit
- Kotalingga (Tanjung Lingga)
- Kotawaringin
- Sambas
- Lawai
- Kendangwangan
- Landak
- Samadang
- Tirem
- Sedu
- Brunei
- Kalka
- Saludung
- Sulu
- Pasir
- Barito
- Sawaku
- Tabalung
- Tanjungkutei
- Malano
Perang Bubat
Di dalam Kidung Sunda di ceritakan bahwa Perang Bubat awal mulanya terjadi pada saat Prabu Hayam Wuruk melakukan langkah-langkah diplomasi dengan cara akan melakukan pernikahan dengan Dyah Pitaloka Citraresmi yang merupakan putri Sunda yang menjadi sebagai permaisuri. Pada saat lamaran yang di lakukan oleh Prabu Hayam Wuruk di terima oleh Kerajaan Sunda, sehingga rombongan besar kerajaan sunda datang ke Majapahit untuk dapat melakukan pernikahan tersebut.
Namun hal ini berbeda dengan Gajah Mada yang menginginkan agar Sunda dapat takluk, dengan memaksa agar Dyah Pitaloka di persembahkan sebagai persembahan pengakuan kekuasan Majapahit. Dalam hal ini penolakan yang di lakukan membuat sebuah pertempuran yang terjadi sehingga membuat ayah dan juga rombongan sunda gugur. Dan akibatnya membuat Dyah Pitoloka melakukan bunuh diri.
Karena hal itu diplomasi yang di lakukan Hayam Wuruk gagal dan tidak hanya itu Gajah Mada juga di nonaktifkan dari jabatanya karena dalam hal ini di pandang untuk menginginkan pencapainya dengan jalan invasi militer padahal dalam hal ini tidak di pernolehkan.
Penghormatan
Gajah Mada merupakan seorang tokoh yang mempunyai peran sangat penting di dalam Majapahit, tidak hanya itu nama Gajah Mada sangat terkenal di dalam masayrakat Indonesia. Bukan hanya itu bahkan pada awal kemerdekaan seorang pemimpin yaitu Sukarni dan juga Mohammad Tamin juga menyebutkan bahwa Gajah Mada sebagai inspirasi. Hal ini berdasarkan bukti yang ada bahwa bangsa indonseia dapat bersatu walaupun dengan wilayah yang luas denga budaya dan suku yang berbeda-beda. Dalam hal ini Gajah Mada di sebutkan sebagai Revolusi Nasional Indonesia.
Tidak hanya itu Universitas Gajah Mada yang ada di Yogyakarta juga menjadi universitas yang menggunkan namanya. Dan juga satelit telekomunikasi di Indonesia yang pertama di berikan nama Satelit Palapa. Tidak hanya itu banyak jalan-jalan di Indonesia yang menggunakan jalan dengan Gajah Mada.