Sejarah Yogyakarta, Kota Pendidikan dan Gudeg

tugu jogja

Yogyakarta atau sering dikenal sebagai Jogja, merupakan tempat dengan banyak tempat yang menarik. Sebagai salah satu dari 32 provinsi di Indonesia, kota ini adalah salah satu pusat kultural Indonesia. Yogyakarta pada saat ini adalah sebuah tempat di mana tradisi dan dinamika modern bergabung secara bersamaan. Di kota ini, terdapat sebuah istana yang mempunyai ratusan abdi untuk menjalankan tradisi, tetapi juga ada Universitas Gadjah Mada yang merupakan salah satu Universitas terkemuka di Asia Tenggara. Rakyat Yogyakarta hidup dengan budaya agraria yang kuat. Di sisi lainnya, terdapat mahasiswa yang hidup dengan gaya hidup modern. Pasar tradisional dan pusat oleh-oleh banyak terdapat di kota ini ini dimana beberapa dari mereka berlokasi di mall yang ramai.

Sekilas Sejarah Yogyakarta

Yogyakarta adalah kota yang penuh sejarah. Yogyakarta sudah ada sejak abad ke-18 dimana kerajaan Islam Mataram diperintahkan oleh Pakubuwono ke-2. Pada saat itu, Yogyakarta merupakan pusat dari kerajaan Mataram yang yang sejahtera dan maju kerajaan ini membangun Candi Borobudur yang merupakan candi Budha terbesar di dunia 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja. Setelah Pakubuwono 2 meninggal dunia terjadi konflik antara anaknya dan dan saudara laki-lakinya yang didukung oleh Belanda. Ada yang ingin mencoba mengkolonisasi region tersebut dengan cara memecah belah. Pada akhirnya kerajaan itu terbagi menjadi dua bagian yang bernama kerajaan Surakarta Hadiningrat dan kerajaan kedua yang bernama Yogyakarta yang kemudian dikenal sebagai Jogja.

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta diberikan status khusus pada tahun 1950 sebagai bentuk pengenalan terhadap peran pentingnya dalam kemerdekaan. Area ini sekarang merupakan area otonomi yang menjawab langsung ke pusat dan bukan ke gubernur Jawa Tengah.

Baca Juga:  Biografi Mohammad Natsir, Ulama, Pemikir dan Pemimpin Islam Indonesia

Kota Universitas di Indonesia

Meskipun kaya tradisi dan sejarah, Yogyakarta yang dikenal sebagai Jogja, tetap merupakan daerah yang penuh dengan orang muda. Ini dikarenakan Jogja merupakan kota universitas, dimana pelajar dari seluruh Indonesia yang datang dari berbagai etnis dan latar belakang datang untuk mencari pengetahuan dan kebijaksanaan. Karena alasan ini, Jogja tetap kental dengan budaya Jawa tetapi di saat yang sama merupakan perpaduan dari berbagai kultur di Indonesia.

Gudeg, Makanan Khas Jogja

Gudeg adalah makanan tradisional dari Jogja dan Jawa Tengah. Gudeg dibuat dari nangka muda yang dimasak selama beberapa jam dengan gula kelapa dan dan santan. Bumbu-bumbu lainnya ditambahkan sehingga memberi warna coklat kemerahan gudeg disajikan dengan nasi putih, ayam, telur yang direbus sehingga keras, yang memberikan sensasi ketika kamu makannya.

Ada beberapa jenis gudeg seperti kering, basah, Yogyakarta style, Solo style, dan Jatim style. Gudeg kering hanya mempunyai sedikit santan dan sedikit saus. Gudeg basah ditambahkan santan yang lebih banyak. Gudeg yang paling sering dijumpai datang dari Jogja, dan biasanya lebih manis, lebih kering dan lebih berwarna merah karena ditambahkan daun Jati. Gudeg Solo datang dari kota Surakarta dan lebih berair karena ditambahkan lebih banyak santan dan berwarna lebih putih karena tidak ditambahkan daun jati. Gudeg Jawa Timur mempunyai rasa yang lebih pedas dan panas dibandingkan gudeg Yogyakarta.

Gudeg secara tradisional sering di asosiasikan dengan Jogja sehingga Jogja sering disebut dengan “Kota Gudeg”.

Yogyakarta mempunyai iklim yang tropis. Kota ini beriklim basah dari bulan Oktober sampai Juni dan mempunyai musim kemarau yang pendek di bulan Juli, Agustus dan September. Hujan yang lebat biasanya berada pada bulan November sampai April. Titik temperatur umumnya konstan sepanjang tahun, dengan temperatur tinggi rata-rata pada 30 derajat Celcius dan terendah pada 22 derajat Celcius.

Baca Juga:  Sunan Ampel

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *