Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia

Indonesia dan Perdamaian Dunia

Ketika membahas kontribusi Indonesia terhadap dunia, jawaban yang datang dari masyarakat terbilang beragam. Misalnya saja sektor pariwisata yang tak dipungkiri memberikan pendapatan yang besar untuk negara dan membuat nama Indonesia dikenal di kancah internasional.

Namun, Indonesia juga telah berperan dalam sejumlah sektor penting lainnya, termasuk menjaga perdamaian dunia. Peran tersebut menjadi bukti dari penerapan Pembukaan Undang-undang 1945, alinea keempat. Komitmen yang ditunjukkan Indonesia bahkan sudah diperlihatkan puluhan tahun lalu, tepatnya saat negara baru mendeklarasikan kemerdekaan.

  1. Mencetuskan Konferensi Asia-Afrika

Sejak awal kemerdekaan, Indonesia telah berkontribusi terhadap perdamaian dunia. Sebut saja sebagai salah satu pencetus Konferensi Asia-Afrika 1955. Konferensi tersebut ditujukan untuk menghimpun persatuan negara-negara di Asia dan Afrika yang baru mendeklarasikan kemerdekaan agar lebih optimal dalam meningkatkan kerja sama antarnegara dan menentang penjajahan.

KAA yang dipelopori kepala negara dari lima negara (Indonesia, Pakistan India, Sri Lanka, serta Myanmar) dilaksanakan di Bandung dari 18 hingga 25 April 1955. Pertemuan tersebut menghasilkan prinsip utama Dasa Sila Bandung yang melatarbelakangi Gerakan Non-Blok (GNB). Hingga kini, KAA masih diperingati setiap tahunnya oleh masyarakat Indonesia.

  1. Memelopori Gerakan Non-Blok

Menyambung dari poin sebelumnya, Indonesia sebagai salah satu pelopor Gerakan Non-Blok, sebuah perhimpunan beranggotakan negara-negara yang memilih tak beraliansi dengan negara-negara berkekuatan besar. Selain itu, Perang Dingin yang mengancam kemerdekaan negara-negara baru di kawasan Asia, Afrika, serta Amerika Selatan turut mendasari pembentukan GNB.

Sejumlah pemimpin dari Asia serta Afrika pun termotivasi menciptakan gerakan untuk menahan pengaruh dari persaingan negara-negara yang terlibat Perang Dingin. Ir. Soekarno yang kala itu menjabat sebagai presiden Republik Indonesia lantas mendeklarasikan GNB bersama pemimpin-pemimpin Asia-Afrika lainnya sebagai salah satu upaya menjaga perdamaian dunia.

  1. Mengirimkan Kontingen Garuda

Pada 5 November 1956, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) membentuk UNEF (United Nations Emergency Forces), yakni pasukan khusus PBB untuk menjaga perdamaian di Timur Tengah. Indonesia pun berkontribusi dengan mengirimkan pasukan pada UNEF pada 8 November 1956 dan membentuk Pasukan Garuda pada 28 Desember 1956 sebelum ditugaskan ke Timur Tengah.

Baca Juga:  Potensi Ekonomi Maritim Indonesia Yang Sering Dilupakan

Dikenal juga sebagai Kontingen Garuda (KONGA), pasukan tersebut dikirimkan beberapa kali dengan tujuan berbeda. KONGA II dan III disiapkan untuk menjaga perdamaian di Kongo; KONGA IV, V, dan VII untuk memastikan stabilitas Indocina akibat Perang Vietnam; KONGA VI dan VII ke Timur Tengah. KONGA sendiri masih aktif untuk memantau perdamaian dunia.

  1. Membentuk ASEAN

Setelah sempat bersitegang dengan Malaysia, Indonesia bersama negara tetangganya tersebut lantas mengajak negara-negara Asia Tenggara lain seperti Singapura, Thailand, dan Filipina untuk menciptakan perdamaian melalui ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) pada akhir 1967. ASEAN pun diharapkan dapat mengeratkan hubungan sosial, ekonomi, politik, hingga keamanan.

Secara bertahap anggota ASEAN bertambah menjadi sepuluh negara berkat kehadiran Laos, Vietnam, Kamboja, Brunei Darusalam, dan Myanmar (dulunya Burma). Indonesia sempat menjadi ketua ASEAN di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bangang Yudhoyono pada 2011 dengan mendorong tiga prioritas yang berkaitan dengan kemajuan hingga visi-misi untuk ASEAN.

  1. Aktif berpartisipasi dalam PBB

Indonesia resmi menjadi anggota PBB pada 28 September 1950. Namun, hubungan Indonesia dengan PBB sempat kurang bagus saat Malaysia diangkat sebagai anggota tak tetap untuk Dewan Keamanan PBB. Indonesia lantas keluar selama beberapa tahun sebelum akhirnya bergabung kembali pada 28 September 1966 atau di era Orde Baru.

Berbagai peran dilakoni Indonesia selama menjadi anggota PBB. Misalnya jadi anggota tak tetap Dewan Keamanan PBB selama tiga kali, yakni pada periode 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008. Terpilihnya Indonesia untuk posisi tersebut membuktikan adanya kontribusi terhadap perdamaian dunia yang diberikan. Selain itu, peran Indonesia dalam OPEC juga tidak dapat disepelekan.

  1. Mendirikan Pusat Perdamaian dan Keamanan

Upaya lainnya yang dilakukan Indonesia untuk menjaga perdamaian dunia adalah mendirikan Pusat Perdamaian dan Keamanan (Indonesia Peace and Security Center). Pembentukannya diresmikan Presiden Susilo Banbang Yudhoyono di Sentul, Bogor, pada 7 April 2014. Fasilitas yang tersedia di IPSC mencakup institusi keamanan hingga lembaga/kementerian untuk sipil maupun militer.

Baca Juga:  R.A Kartini

Kawasan IPSC yang dikenal sebagai Canti Dharma tersebut dikelola Badan Instalasi Strategis Nasional atau Bainstranas dan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Adapun kementerian, lembaga, instansi yang berada di kawasan tersebut mencakup pusat pasukan siaga TNI, BNPB, Universitas Pertahanan Indonesia, hingga Penanggulangan Terorisme.

Daftar di atas hanyalah segelintir contoh besar yang diberikan Indonesia untuk memastikan perdamaian dunia tak terusik atau bahkan berantakan. Dengan mengetahui kontribusi-kontribusi negara terhadap perdamaian, generasi muda diharapkan semakin termotivasi untuk melanjutkan langkah para pendahulunya. Jadi, Indonesia tak akan kehilangan penerus yang akan berpartisipasi dalam mewujudkan perdamaian negara maupun dunia.

Semoga informasi ini menginspirasi dan menambah wawasan Anda!

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *