Nyi Subang Larang

nyi-subang-larang

Kisahsejarah.id – Maka pada kesempatan kali ini penulis akan menulis tentang kisah Nyi Subang Larang. Semoga bermanfaat dan dapat di jadikan pembelajaran di dalamnya. Karena tak hanya itu kisah Nyi Subang Larang bahkan tercatat di dalan Cerita Purwaka Caruban Nagari (CPCN) pada tahun 1720 yang di karangan oleh Pengeran Arya Cerbon.

Biografi Nyi Subang Larang

Nyi Subang Larang mempunyai nama asli yaitu Kubang Kencana Ningrum, yang lahir pada tahun 1404. Nyi Subang Larang mempunyai seoraang ayah yang bernama Ki Gedeng Tapa, beliau merupakan seorang syahbandar pelabuhan Muara Jati ( yang merupakan pelabuhan penting yag ada di utara jawa barat).

Nyi Subang Larang dalam pernikahanya mempunyai 3 orang anak yaitu yang bernam:

  • Raden Walangsang pada tahun 1423, (Pangeran Cakra Buana) yang kemudian menjadi penguasa Cirebon.
  • Nyai Lara Santang pada tahun 1426, mempunyai anak yang bernama Syarif Hidayatullah atau yang di kenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati.
  • Raja Sangara pada tahun 1428, selain itu beliau juga di kenal dengan sebutan Raden Kian Santang.

Ketika Nyi Subang Larang telah meninggal maka kemudian ketiga anaknya ini yang mempunyai peran penting dalam mengubah Jawa bagian Barat menjadi penyebaran Islam. Selain itu pada tahun 1441 Nyai Subang Larang wafat di daerah Keraton Pakuan, setalah itu di makamkan di Muara Jati.

Awal Mula Masuknya Islam

Pada saat itu Jawa Barat di kuasai oleh 2 kerajaan besae yaitu Galuh yang berpusat di Ciamis dan Kerajaan Sunda yang berada di Pakuan Pajajaran (Bogor). Pada saat itu Kerajaan Sunda di pimpin oleh Raja Susuk Tunggal yang merupakan beliau adalah saudara Prabu Anggalarang. Selain itu kedua kerajaan ini juga menguasai beberapa kerajaan kecil juga seperti Wanagiri, Japura, Singapura dan lain sebagainya.

Baca Juga:  Kisah Prabu Siliwangi

Pada tahun 1415 dimana islam mulai di kenal di sana pada saat kedatangan rombongan armada Cina yang di pimpin oleh Laksamana Zheng He yang beragama islam di Muara Jati.

Selain itu juga pada tahun 1418 terdapat seorang ulama Islam yaitu yang bernama Syekh Hasanuddin bin Yusuf Sidik yang menumpang perahu dagang yang dari Campa( kini menjadi wilayah bagian Vietnam dan sebagian lagi Kamboja).

Kemudian Syekh Hasanuddin pergi ke Karawang dan kemudian mendirikan pesantren yang berada di daerah Pura, Desa Talagasari, Karawang. Pesantren yang Syekh Hasanuddin di berikan nama Pesantren Quro, karena hal ini kemudian beliau di kenal dengan sebutan Syekh Quro.

Kemudian Ki Gendeng Tapa menitipkan Nyai Subang Larang kepada Syekh Hasanuddin (Syekh Quro) untuk belajar agama islam di sana. Kemudian Nyai Subang Larang belajar di sana selama 2 tahun lamanya.

Selain itu Syekh Quro memberikan gelar kepada Sub Ang Larang (Pahlawan Berkuda) kepada Nyai Subang Larang. Kemudian Nyai Subang Larang kembali ke Muara Jati pada tahun 1420.

Pernikahan Nyai Subang Larang

Ki Gedeng Tapa membuat sayembara tarung satria yang  dengan tujuan untuk pemenang berhak untuk menikahi putrinya Nyai Subang Larang pada tahun 1420-an.

Di dalam sayembara itu yang menjadi pemenang yaitu Pamanah atau Raden Manahrasa dari wangsa Siliwangi, hal ini kemudian beliau berhak untuk menikahi Nyai Subang Larang. Walaupun di dalam sayembara itu terdapat lawan yang sangat berat yaitu Amuk Marugul yang merupakan putra dari Prabu Susuk Tunggal, namun beliau tetap menjadi pemenangnya.

Setelah itu Nyai Subang Larangmenikah dengan Pamanah di pesantren Syekh Quro. Dalam riwayat lain di nyatakan bahwan Pamanah mempunyai rasa jatuh cinta kepada Nyai Subang Larangsudah lama sejak beliau mendengarkan Nyai Subang Larangmengaji di pesantren Syekh Quro.

Baca Juga:  Kerajaan Pajajaran

Selain itu di dalam tahun yang sama terjadi juga peperangan antara nagari Singapura (di pimpin oleh Pamanah) dengan nagari Japura( Amuk Marugul). Di dalam peperangan tersebut Pamanah lah yang dapat memenanganya.

Setelah itu Pamanah Rasa pergi ke Pakuan yang berada di kerajaan Sunda, yang kemudian bertemu dengan Kantring Manik Mayang Sunda yang merupakan adik dari Amuk Marugul yang tak lain merupakan putri dari Prabu Susuk Tunggal.

Kemudian Pamanah Rasa menikahi Kentring Manik Mayang Sunda, yang kemudian setelah pernikahanya itu beliau di angkat menjadi putra mahkota oleh susuk tunggal. Hal ini di karenakan Pamanah Rasa di anggap lebih cakap dari pasa Amuk Marugul.

Setelah itu Pamanah Rasa kemudian memboyong Nyai Subang Larang untuk tinggak di keraton Pakuan Pajajaran yang ada di bogor bersama dengan istri lainnya. Yang setelah itu kemudian Pamanah Rasa di angkat menjadi raja dengan gelar yang di dapat Prabu Siliwangi. Prabu Siliwangi Juga Di kenal sebagai Prabu Dewataprana Sri Baduga Maharaja.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *